Tuesday 7 April 2009

Berkarya dalam Keterbatasan

saya baru saja ikut rapat dengan mitra lokal kami untuk membahas kegiatan mitra lokal kami untuk media. media punya arti yang luas, di wikipedia, media (atau medium sebagai bentuk singular-nya) diartikan sebagai penyimpan atau alat yang digunakan untuk menyimpan dan menyampaikan informasi atau data. media sering disinonimkan dengan media berita atau media massa. sedangkan dalam kamus besar bahasa indonesia, media diartikan sebagai alat (sarana) komunikasi spt koran, majalah, radio, televisi, filem, poster, dan spanduk.

ketika kembali melihat pada program yang kami jalani sekarang, maka pengertian media yang kami pahami adalah kegiatan apapun yang menjadi alat untuk menyampaikan informasi, data, maupun pemikiran-pemikiran para anak muda sehingga dapat diketahui oleh para anggota masyarakat yang lain. kegiatan itu bisa berupa koran, buletin, majalah dinding, filem... tapi sebenarnya juga bisa menggunakan kegiatan yang lain, seperti kegiatan budaya, olahraga, dan lainnya... karena kami berangkat dari pengertian bahwa media itu ya semua sarana...

salah satu mitra lokal kami mempunyai target untuk tiap bulan menghasilkan sebuah buletin yang berisi kegiatan para anak muda di desa. ketika teman saya menanyakan, kapan itu akan ada? teman dari mitra lokal kami berkata bahwa ini juga nanti tergantung pada kemampuan para anak muda ketika menggunakan komputer... akan diadakan pelatihan dulu.

manager kami dalam rapat internal kami selalu mengajukan contoh sederhana bagaimana buletin itu bisa dibuat tanpa harus bergantung pada kecanggihan teknologi. saya jadi teringat pengalaman saya dulu, ketika saya menemani seorang mahasiswa dari Jepang, Hikaru Ishikawa, yang melakukan penelitian mengenai pekerja rumah tangga di jogja. kami mengunjungi sebuah lembaga bernama Rumpun Tjoet Nyak Dien yang memang memberikan dukungan kepada para pekerja rumah tangga. saya ditunjukkan pada beberapa edisi buletin hasil karya para pekerja rumah tangga. buletin sederhana yang berisi gambar, puisi, cerita, yang semuanya karya tangan tanpa menggunakan teknologi komputer. kemudian karya itu digandakan dengan mesin fotokopi. itu saja. sederhana tapi bermakna.

kadang kita berpikir terlalu jauh ketika akan membuat sesuatu yang sebenarnya bukan sesuatu itu yang kita tuju melainkan pesan yang kita sisipkan di dalam sesuatu itu... tapi karena kita merasa bahwa sesuatu itu harus indah secara teknis, maka kitapun jadi mandeg ketika kita belum mampu mencapai keindahan teknis itu. padahal, kita tidak perlu berhenti... yang dibutuhkan adalah niat dan kita tahu apa tujuan kita. dengan segala bentuk sumberdaya yang mungkin terbatas, yang ada di sekitar kita, PASTI kita mampu membuat suatu karya yang bermakna.

1 comment:

Dr. Cecep Gorbacep said...

Bulan februari ini kita Peace Generation Indonesia akan mengadakan training untuk trainer dan guru yagn ingin mengajarkan pendidikan perdamaian. info lebih lanjut kunjungi http://peacegenblog.blogspot.com/2012/01/persyaratan-peserta-training-2012.html