Thursday 2 April 2009

Hal Kecil untuk Sesuatu yang Besar dan Berkelanjutan

beberapa waktu lalu saya berkesempatan untuk pergi ke lapangan, hadir pada pertemuan dengan anak-anak muda di desa. hal yang selalu saya tunggu, akan tetapi sangat jarang saya dapatkan karena kesibukan saya di kantor. tapi alhamdulillah hari ini urusan saya menulis-nulis modul dapat saya selesaikan cukup awal, sehingga saya bisa ikut pergi ke desa.

tujuan saya untuk ikut pergi ke desa adalah untuk melihat secara langsung bagaimana keadaan di lapangan, dan untuk melihat, di bagian mana sih unsur peace building itu akan masuk dalam program yang kami miliki. ketika saya hanya ada di kantor, dan hanya membaca laporan dari teman-teman yang pergi ke lapangan, saya kadang merasa kesulitan untuk menempatkan dimana unsur peace building-nya nanti yang secara praktikal.

tadi saya ada di desa. ikut menghadiri pertemuan dengan anak muda. dan saya mulai dapat melihat dan membayangkan bagaimana saya akan menjelaskan pada partner lokal kami, dimana sih letak peace building ini dalam program kita. o ya, kami akan memberi training untuk partner lokal beberapa waktu sesudahnya mengenai konsep-konsep yang kami gunakan dalam melaksanakan program, dan salah satunya adalah konsep peace building.

di akhir acara, setelah acara ditutup oleh fasilitator, maka anak-anak muda yang menghadiri pertemuan pun meninggalkan ruangan meunasah. sontak ada pemandangan yang membuat saya terusik, dan menemukan, inilah pintu masuknya. pemandangan pada saat itu adalah: anak-anak muda pergi meninggalkan ruangan, dan gelas-gelas air mineral yang kosong dan kotak-kotak makanan ditinggalkan di dalam ruangan. kemudian teman-teman partner lokal dan dibantu 2 orang anak muda, mulai mengumpulkan gelas-gelas air mineral dan kotak makanan itu untuk dibuang di tempat sampah.

peace building, membangun perdamaian (itu terjemahan yang kami pakai) dapat dimulai dari yang besar... tapi bisa juga dimulai dari yang kecil... dan biasanya - atau bisa dikatakan malah selalu, dari yang kecil ini yang dapat menjaga perdamaian yang berkelanjutan.

dari saya pribadi, yang inginkan dari program ini ketika program ini selesai, bukanlah sekelompok anak muda yang mampu tampil dalam masyarakatnya untuk menyelesaikan masalah dalam masyarakat dengan keterampilan negosiasi, mediasi, dan lainnya yang cukup rumit. yang saya bayangkan adalah sekelompok anak muda yang punya perubahan pola pikir. pola pikir yang memikirkan kemaslahatan bersama.

bagi saya, program ini dikatakan berhasil ketika di akhir program, anak-anak muda ini merasa risih dan terganggu jika melihat ada orang buang sampah sembarangan. anak-anak muda ini tanpa disuruh langsung memungut sampah yang tercecer dan membuangnya di tempat sampah. anak-anak muda ini ketika mengeluarkan pendapat, mereka menghargai urutan. mereka tidak memotong pendapat orang lain dan menghargai pendapat orang lain, tidak menertawakan.

hal-hal kecil yang mungkin sepele, akan tetapi sebenarnya adalah pondasi yang sangat diperlukan untuk membangun perdamaian yang berkelanjutan. melatih kedisiplinan anak muda melalui acara upacara bendera adalah non sense. upacara bendera tidak membuat anak-anak muda menjadi disiplin akan tetapi menjadi penakut atau malah jadi pemberontak. akan tetapi ketika anak-anak muda itu secara terus menerus di tiap akhir acara pertemuan diminta untuk menempatkan gelas-gelas air mineral dan kotak makanan mereka di tempat sampah, dan pada saat yang sama dijelaskan juga pada mereka apa tujuan dari permintaan itu, maka ini akan menjadi sebuah kebiasaan yang akhirnya menumbuhkan kedisiplinan.

itu harapan saya.

No comments: